Senin, 01 Oktober 2012

Sejarah Papercraft


Papercraft, Seni (Menghidupkan) Kertas

Papercraft bukan Origami
Papercraft adalah pengembangan dari origami (seni melipat kertas di Jepang). Bedanya papercraft dengan origami adalah origami adalah seni melipat kertas dengan menggunakan 1 lembar kertas sementara papercraft adalah seni merakit kertas dari beberapa lembar kertas menggunakan beberapa teknik seperti menggunting, melipat, mengelem, dan membentuk kertas. Julius Perdana, seorang seniman papercraft membagi pengetahuan dan informasi mengenai seni kertas ini.
Aslinya bernama 3D Papercraft, tapi lantas biasa disebut papercraft saja. Papercraft adalah kerajinan kertas yang berbentuk 3 dimensi. Kemudian berkembanglah berbagai macam sebutan mengenai hobi dan seni kerajinan ini, tetapi bila dicermati ada pengelompokkan terhadap papercraft, yakni dari minat dan audiensnya. Papertoy merupakan perkembangan dari vinyl toys yang merupakan salah satu hasil dari urban art, grafitti dan street art. Vinyl toys dibuat oleh seorang seniman urban yang berupa wujud 3 dimensi dari karakter rekaan mereka sendiri, biasanya berbentuk sederhana dengan menekankan pada seni grafis yang dituangkan pada bidang 3 dimensi tersebut. Obyek yang dibuat papercraft secara general meliputi hampir semua benda yang ada di dunia, miniatur dalam bentuk kertas, ada yang kendaraan, bangunan, manusia, binatang, karakter game, film bahkan makanan juga dibuat papercraftnya.
Kemudian ada lagi yang namanya paper model. Paper model adalah turunan dari scale model, yaitu model dari benda asli dengan skala dan tingkat kemiripan yang mendekati aslinya. Maka itu paper model dapat sangat detail sekali baik bentuk 3 dimensinya maupun warnanya atau grafisnya. Jika kita melihat maket sebuah bangunan yang terbuat dari karton itu dapat disebut paper model atau card model. Semuanya itu termasuk di dalam papercraft.


Sejarah Perkembangan Papercraft
Menurut Wikipedia, sejarahnya dimulai dari paper model, berupa kendaraan perang atau bangunan pada tahun 1940an, di Amerika Serikat, Inggris dan Eropa. Lalu sangat berkembang di Jepang sampai muncul genre baru selain paper model, yaitu di sebut pepakura, miniatur dari kertas tapi tanpa skala. Tidak melulu bangunan dan kendaraan, tapi juga manusia, binatang bahkan makanan. Tahun 2000an muncul genre baru lagi yaitu papertoys.
”Saya pernah mendengar bahwa papercraft sudah ada sejak tahun 1970an tapi sangat terbatas orang tertentu, mungkin dibawa dari Jepang,” ungkap Julius. Kemudian Julius juga menceritakan bahwa di tahun 1980an dulu majalah Bobo seringkali memberikan bonus “prakarya”, “Saya masih ingat dulu waktu di SD namanya prakarya, membuat kerajinan dari kertas, gunting dan lem. Dan juga dijual mainan merakit dari karton dijual di depan sekolah dulu sepertinya impor dari Jepang,” tambahnya.
Julius Perdana
“Kemudian di Tahun 1990an majalah Angkasa mempunyai rubrik model kertas (paper model) yang terbit tiap bulan dengan jenis pesawat model terbaru. Pembaca diberikan kesempatan untuk mendesain sendiri model pesawat dan mengirimkannya untuk dimuat,” ujar Julius yang juga Webmaster dan Designer di Paper-replika.com.
Julius pun ikut mengirimkan karya-karyanya, dan sempat dibukukan dalam 3 jilid buku. Berlanjut di tahun 2000an, seni ini mulai diminati lagi dan banyak pilihan karena internet mulai dikenal luas. Julius juga sudah membuat buku paper model bersama majalah angkasa tahun 2005

Papercraft Tak Komersil?
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut Julius, papercraft dapat diperjualbelikan, tentunya harus desain orisinal bukan merupakan saduran atau terkait copyright pihak ketiga. Papercraft dapat dijual dalam bentuk buku atau kit. “Saya kira (papercraft) cukup menjanjikan jika disusun dengan konsep dan dikemas dengan baik apalagi untuk pendidikan. Dulu saya menjual paper model secara online (pembeli dari luar indonesia), Saya juga pernah bersama designer-designer lain dari luar negeri membuat buku bersama, yaitu Build Your Own Paper Robots,” kata Julius. Iapun juga menerima order mendesain papercraft (khusus perusahaan), tetapi yang paling utama untuknya adalah membagikan desainnya secara gratis. Walaupun terkesan digratiskan sebenarnya tidak ada yang gratis, “Saya mendapat penghasilan dari iklan di web saya.. Analoginya mirip dengan free magazine, saya merilis rata-rata 2 desain per minggu,” tambah pria yang berdomisili di Depok ini.
Julius pun tak langsung mahir menciptakan pola papercraft sendiri, ketika berkenalan dengan papercraft di tahun 1990an, Julius masih menerapkan desain orang lain, dan baru mulai mengerjakan desainnya sendiri di tahun 1994.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Di Koent Yaa..
Jangan Lupa juga di Folow..
Dan ter akhri Salam Kenal adja

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.